Bukan iklan loh ^_^; tapi itu adalah penampakan modem yang diwariskan ke saya. |
Pepper on air!
Saya sepertinya orang yang sedang beruntung. Setelah ngidam modem beberapa saat (tapi saya pendam saja karena ga mau ngrepotin semua orang), saya akhirnya mendapatkan modem dengan cara yang tidak saya duga. Tapi, yaa...berhubung sudah saya jadikan judul postingan, jadi nggak bakalan penasaran bagaimana cara saya mendapatkannya.
Yep! Saya mendapatkan modem melalui pewarisan, tepatnya, modem itu tidak pernah digunakan lagi sama Numa (adik perempuan saya) ataupun Ceni-ceni (adik laki-laki saya).
"Nih! Kami dah ga butuh. Di rumah dah ada speedy. Lebih cepet", ujar Numa kala itu.
"Tadinya mau tak jual ke temenquw. Murah meriah", sambungnya, "Tapi aquw mikir kan kamu belum punya modem"
"APA?! Belum mbok jual to? Padahal temenquw juga ada yang mau beli loo!", timpal Ceni-ceni yang tiba-tiba masuk ke pembicaraan.
"Aquw bilang pada temenquw itw kalo modemnya dah dibeli sama temen mbakquw", lanjutnya sedikit suprise.
Ceni-ceni melihat Pepper Pott kemudian berkata, "Tapi yaudahlah, buat kamu aja".
Pepper Pott tersenyum sangat lebar. "Gee, arigatou, kalian adik-adikquw yang paling baik".
Jadi begitulah bagaimana saya sekarang sudah bisa mem-posting "Modem Warisan" ini. Dan siapa tahu mulai sekarang akan banyak lagi obrolan penting (dan mungkin kurang penting atau nggak penting) yang akan saya cerocoskan di blog ini. Hehehe.
Oke, tentang update berita: Frankenstein sudah pendadaran (selamat ya), terus ujian kompre - perlu coba dua kali sebelum lulus (daijoubu!) dan sekarang sedang leha-leha menunggu wisuda. Sebenarnya nggak leha-leha juga siy. Beberapa hari sekali, Frankenstein jogging keliling blok untuk meningkatkan staminanya. Frankenstein mulai membiasakan jogging supaya raganya (dan jiwanya) siap menerima segala bentuk diklat yang akan diterimanya (Insya Allah) beberapa saat lagi.
Frankenstein juga berlatih berenang. Tidak perlu jauh-jauh mencari pelatih renangnya, karena saya bisa melakukannya, gratis pula (xixixi). Pada dasarnya, Frankenstein sudah bisa mengimplementasikan dasar-dasar gerakan berenang, tetapi mengkoordinasikannya secara berulang dan tertib rasanya adalah satu hal yang lain. Gerakan mendayung dengan kaki, awalnya dilakukan dengan telapak kaki yang tentu saja tidak akan membawanya maju membelah air, tetapi setelah saya koreksi, dia bisa melakukannya dengan punggung kaki. Gerakan meluncurnya masih sering miring ganti haluan, tetapi sudah cukup jauh. Progress yang perlahan menunjukkan hasil adalah koordinasi tangan dengan gerakan kepala untuk mengambil napas. Untuk bagian ini, Frankenstein harus berjuang mati-matian karena ia cenderung lupa untuk mengambil napas ketika kepala diangkat dari kedalaman air. Tahu apa yang dilakukannya? Ia membuang napasnya. Dan ketika kepala tercelup lagi ke air, ia lupa sama sekali kalau ia barusan seharusnya mengambil napas. Sebagai gerakan lanjutnya, dia panik, menghentikan siklus gerakan renang dan megap-megap mengambil napas. Untung hal itu dilakukannya pada kedalaman 1,5 meter. Fyuuh! Eia, Frankenstein juga sudah membeli kacamata renang yang oke. Lebih oke daripada kacamata renang saya. Ayo, Frankenstein, ganbatte!!
No comments:
Post a Comment
Hai! Silakan sharing pengalamanmu disini ya. Makasiiiiih~~~