Pages

Saturday 23 April 2011

IRO-IRO: Satu hal biasa yang luar biasa


Oke, ini mungkin postingan kedua dalam satu hari yang sama (kerajinan amat?!). Yah, soalnya, ini terkait dengan insiden semalam. Insiden itu tidak secara langsung berhubungan dengan saya (Pepper) tapi berefek besar ke saya. Ceritanya begini:

Di suatu malam yang Insya Allah cerah nun di kedalaman hutan Sermo, Kokap, Kulon Progo, seorang leader pelantikan PAB DD XXVI meng-sms saya, "Pepper pott td hpku masuk ke sungai, jdnya skrng g bs nyala, bsk aq servis spya bs nyala lg". Begitulah! Saya sebenarnya ingin meledak marah, tapi apa untungnya sekarang bagi saya (berencana marahnya nanti kalau sudah ketemu sama batang hidung si leader itu. Ohoho!). Intinya, saya tidak bisa mengirim dan dikirimi pesan lantaran medianya tidak ada. He don't have secondary cellphone. So, yang dapat saya lakukan menanggapi sms tersebut adalah membalas bahwa hal itu tidak apa-apa, karena sudah terjadi, jangan sampai masuk angin dan digigit serangga.

Frankenstein - meski saya tahu itu sama sekali bukan keinginan dan kemauannya, tidak sengaja, innocent dan distinctively unintentional - tetap membuat saya (sedikit) ngambek. Persoalannya adalah karena itu adalah satu-satunya media untuk berkomunikasi saat ini, dia di Kulon Progo dan saya di Semarang. Saya jadi tidak tahu scara live apa saja yang sedang terjadi selama pelantikan, meski saya yakin (Insya Allah) Frankenstein bakalan cerita. Tetapi tentu saja, perasaannya bakalan lain. Duh! Tapi mau bagaimana lagi? Yaudaa...
Ini topik lain, saya banyak menghabiskan waktu dengan bercerita dan jejeritan dengan adik perempuan saya (Numa). Dan yang menginspirasi saya tentang judul di atas adalah karena sesuatu yang biasanya dilakukan oleh kakak perempuan ke adik perempuannya, sekarang jadi vice versa. Apaan tuh? Jadi, Numa mewariskan (Ya ampun bahasanya) baju-bajunya yang sebagian besar manis-manis kepada saya lantaran sudah nggak muat lagi dipakainya. Hehe! Perkembangan dan pertumbuhan ke arah lateralnya lebih besar dari yang mampu diakomodasi oleh baju-baju manisnya itu. Wah!

Nah, akhirnya, saya berhasil menggondol sekitar 5 potong baju sedangkan baju-baju lainnya dia tahan karena masih sangat disayanginya. Tekad (semoga bulat) kiranya sudah terikrar bahwa Numa mau menurunkan berat badannya beberapa kilo. "Kan aku juga mau wisuda. Huhuhu!", ujarnya ketika ditanya alasannya yang lain. Sukses dah dietnya! Ganbatte Numa-chan!

No comments:

Post a Comment

Hai! Silakan sharing pengalamanmu disini ya. Makasiiiiih~~~

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...