Pages

Thursday, 5 May 2011

This Wednesday, Let's Work Out!


Hujan. Pagi hari ini - bermula dari sekitar subuh - dimulai dengan hujan.
Saya menyukai hujan. Frankenstein adalah rainman. Sering sekali ketika harus bepergian - jarak pendek maupun jauh - hujan menyertai perjalanan. Kalau di Jepang, istilahnya jadi ameotoko. Hujan akhir-akhir ini durasinya awet. Sebaiknya selalu membawa jas hujan atau payung ketika hendak keluar kamar kosan ataupun rumah. Jika hujan seperti ini terjadi di ibukota, saya percaya (Frankenstein yang bilang) banjir tidak akan terelakkan. Pernah suatu waktu, hujan turun secara mendadak, awet dan deras di bumi Yogya, sebagian besar air tidak bisa tertampung ke selokan, yang saya percaya terkongesti dengan sampah ataupun memang tidak ada selokan. Loh? Kenapa tidak ada jalur evakuasi air? Mungkin akibat pembangunan yang kurang terencana, asalkan bangunan sudah memberikan keuntungan praktis dan ekonomis (misalnya kos-kosan atau kontrakan), hal-hal remeh temeh seperti selokan dan tempat sampah tidak akan ada. Sigh! Sungguh bijaksana (sarkasme)!

Seperti biasa, saya ingin mereview apa yang sudah terjadi seharian ini. Sebanarnya saya ingin refleksi diri dengan cara menuliskan postingan di blog ini setiap malam, tapi kalau malam, modemnya entah kenapa kurang bisa diajak kerja sama. Sigh! Tak mengapa. Dengan segala keterbatasan, hal-hal sederhana tetap bisa dilakukan asalkan ada niat. Hehe.

Oke, hari ini Nury-chan akan berangkat ke GSP untuk tes tahap 1. Ia mendapat panggilan sebagai CPNS. Semangat, Nurychan! Ganbatte kudasai. Saya mendaftar ke bagian Konservasi dan belum beruntung karena drg. Tita belum rawuh. Saya menunggu beliau sambil membaca buku ringan yang hampir selalu saya bawa kemana-mana. Selagi menunggu, saya akhirnya berpindah tempat karena tempat menunggu sering dilewati oleh dosen ataupun mahasiswa. Saya tidak terlalu suka kegiatan membaca didistraksi dengan adanya keharusan untuk beberapa detik sekali mengangkat muka mengecek siapa yang sedang berjalan melewati saya. Kalau ini lebih karena kebiasaan. Oke, saya berpindah posisi ke dekat lab Research. Beruntungnya saya, tidak terlalu banyak orang yang 'berkeliaran' di tempat ini. Beberapa saat kemudian, salah satu teman satu kelompok saya, Sania, muncul dan menyapa saya. Sania sudah lulus dilantik menjadi dokter gigi kemarin. Selamat ya, Sania. Dia merencanakan akan pulang kampung terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan besar selanjutnya: Mengabdi kepada negara.

Saya disuguhi cerita tentang 'Kasus sembilan warrior yang terpaksa harus mengulang ujian KGA'. Ya ampun! Ada sebagian porsi yang saya sendiri tidak mampu menahan gelengan kepala, mengelus dada dan berkali-kali mengucap astagfirullah. Allah bersama orang-orang yang sabar. Buat teman-teman saya yang sedang didhalimi, bersabar yaa~~ Saya mendukung kalian.

Oke, kembali lagi yak. Setelah lewat jam istirahat siang (kerap disebut rolasan), saya pergi menemui drg. Tita yang ternyata sudah duduk manis di cubicle-nya. Sip, saya kemudian mendaftar dan melunasi administrasinya. Saya diberikan durasi waktu 1,5 bulan untuk menyelesaikan semua requirement Konservasi saya. Ganbatte atashi! Selagi beliau menuliskan ini-dan itu pada ertas-kertasnya, saya ditanyai dari mana asal saya dan kenapa saya sudah tidak lagi memakai kaus kaki hitam panjang.

Ya ampun! Dia ingat. Saya memang sangat menyukai kaos kaki. Dari semua wearable fashion, saya paling suka kaos kaki (nulisnya yang bener kaos atau kaus siy?). Akhir-akhir ini saya belum memakai lagi karena sebagian besar kaos kaki itu memerlukan penggantian. Ada yang sudah molor dan sudah berlubang-lubang. Hehe.
"Kenapa kamu nggak pakai kaos kaki lagi?", tanyanya sambil menuliskan persyaratan apa saja yang saya belum penuhi.
"Eh?", saya agak bingung. Bingung akan fakta bahwa beliau ingat. Jangan-jangan ini salah satu cara untuk menjadi dosen yang baik: rajin memperhatikan keanehan mahasiswanya.
"Kan itu ciri khasmu. Preppy look", lanjutnya kalem. Kali ini sedikit mengerling saya.
"Ya itu...", kata saya mengambang mencari jawaban yang oke.
"Jangan dihentikan. Itu oke kok", lanjutnya lagi.
"Ya, saya pikir iya", kata saya lemah sambil tersipu-sipu, menemukan suara saya lagi. Duh! Saya sedang gembira sekali. Ternyata ada dosen yang mengingat saya - meski karena gaya berpakaian saya. Hihi! Frankenstein kadang mengingatkan kalau saya memang gampang diingat karena dari sekian banyak orang, yang berdandan model Harajuku memang cuma satu orang, yaitu saya. APA? Masak sih gaya saya Harajuku? Aiyaaa.....maaph ya (:P)

Selepas dari kampus, saya kembali ke kosan karena ada janji dengan Frankenstein. Dia akan memulai sesi renangnya lagi. Kali ini dengan kacamata barunya. Heya-heya. Secara umum, progress-nya sudah membaik. Frankenstein sudah dapat mengkoordinasikan gerakan tangan dan mengambil napas. Tapi ia kurang tertib. Saya selalu menginstruksikan gerakan dayung gaya katak. Tapi ia lebih sering mem-paddle kakinya seperti gerakan kaki gaya bebas. Tidak heran ia cepat capak dan ngos-ngosan. Gaya bebas itu ibaratnya lari sprint. Memang cepat, tapi stamina cepat terkuras. Kalo gaya katak itu lebih konservasi energi. Mengangguk-angguk dengan air keluar menyembur-nyembur dari mulut dan hidungnya, ia akhirnya mengajak pindah tempat ke kedalaman 1,5 meter. Berhubung Frankenstein sudah membeli kacamata sendiri, itu tidak merepotkan saya. Kesimpulannya: lebih tertib untuk mencapai gerakan gaya katak yang mulus dan lancar.

Malamnya, ada satu kejadian yang bikin saya jengkel kepada diri sendiri lantaran tidak bisa menggunakan mesin ATM dengan benar. Saya salah memasukkan pin 3 kali, dan yang terjadi adalah ATM terblokir. Frankenstein mengatakan kalau itu adalah salah satu cara proteksi ATM. SIGH~~ Saya baka banget barusan!.

No comments:

Post a Comment

Hai! Silakan sharing pengalamanmu disini ya. Makasiiiiih~~~

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...