Pages

Thursday 7 October 2010

Pantai Kukup


Akhirnya kesampaian juga nulis di blog, itu pun berkat sedikit paksaan dari pepper yang sudah duluan nge-post beberapa artikel.. hihi..

Kali ini saya dan pepper berkesempatan liburan ke pantai kukup yang terletak di Gunung Kidul, mirip2 tanah lot di Bali gitu (padahal belum pernah ke Bali.. hihi).


Saya dan Pepper berangkat dari yogya pk.13.30 hot time, perjalanan kami tempuh dengan sepeda motor selama 2 jam mengarah ke tenggara, setelah melewati kota wonosari perjalanan yang ditempuh cukup berat karena jalan yang dilalui berkelok-kelok dan naik-turun, cukup capek juga tapi semua terbayar setelah melihat keindahan pantai kukup, pantai berpasir putih nan empuk ini menyajikan pemandangan pantai kecil yang dikelilingi dengan bukit karang plus dengan pulau karang yang dihubungkan dengan jembatan. Setelah memarkir motor, saya dan pepper menghambur ke pantai, berfoto ria, main air sembari menunggu sunset tiba. Selain pemandangan, di pantai ini juga terdapat para penjual makanan hasil laut, ikan hias, dan kerang hias. Tidak ketinggalan juga para penjual jaring kecil, mengingat di pantai ini banyak hewan laut yang bersembunyi di karang-karang pinggir pantai.



Pantai Kukup ini sudah cukup terawat, tapi sayangnya lagi-lagi kami melihat banyak sampah yang dibuang sembarangan oleh para pengunjung, hal ini juga tidak didukung dengan jumlah tempat sampah yang tersedia. Agak miris juga melihat sampah-sampah menutupi keindahan pantai Kukup ini. Tapi pantai ini tetap menjadi rekomendasi untuk tujuan berwisata.


huuuhhhh... sunset yang ditunggu tapi yang datang mendung membawa hujan gerimis, dan akhirnya hujan memaksa kami untuk pulang. semoga diwaktu yang akan datang bisa lihat sunset di pantai kukup :D


Selamat berwisata :D

Saturday 4 September 2010

Favourite Food: Lontong Sayur Padang "Uda Asdi"




Pagi hari enaknya sarapan pake apa ya?! Begitulah kira-kira yang terbersit dalam pikiran saya saat harus berangkat ke Puskesmas Banguntapan II.

Salah satu menu sarapan favorit saya adalah lontong sayur Padang. Sebelumnya sih belum favorit sebelum Frankenstein setengah mendorng (memaksa) saya mencicipi makanan dengan santan dan bumbu super kental ini. I’m not fancy to Padang food because of the calory issue. Sebagian besar masakan padang berbumbu rempah dan berlemak tinggi. Yah, terima kasih buat Frankenstein, setidaknya saya bisa menyukai salah satu masakan berbumbu kental.

Awalnya, saya iseng-iseng mencoba memesan lontong sayur di suatu warung makan. Frankenstein mencicipi kuahnya dan berkomentar bahwa lontong sayur Padang “Uda Asdi” (disingkat LSPUA) adalah yang terbaik di Yogyakarta. LSPUA terletak di depan Pakualaman, Jalan Sultan Agung Yogyakarta. Selain LSPUA, masih banyak warung tenda serupa yang menjajakan masakan lain. Oh, sebagai informasi, LSPUA cuma buka pada pagi sampai siang hari. Saat malam hari, tempat itu sudah berubah menjadi tempat makan yang lain. Sekarang, mari kita pereteli komposisi masakan spicy satu ini.


Saya dan Frankenstein sering membeli LSPUA saat saya masih stase di Puskesmas Banguntapan II, Bantul. Karena saya sering mengeluh kelaperan karena tidak sarapan, maka Frankenstein menyarankan supaya membeli sarapan terlebih dahulu. Sulit mencari sarapan yang available dengan rasa dan harga yang sebanding. Ternyata! Nah, Frankenstein tahu satu tempat yang menyediakan sarapan dengan dua syarat tadi. Jeng-jeng-jeng, tersebutlah LSPUA! Ternyata LSPUA membuka cabang di berbagai tempat di Sleman dan Yogyakarta. Salah satu cabang yang relatif dekat dengan gubuk bernaung saya dan tempat kosan Frankenstein adalah di Jalan Kaliurang KM 8,5. Selain di Jalan Kaliurang, ada juga cabang di Malioboro, stadion Mandala Krida, cabang di Sunday Morning kawasan Lembah UGM (cuma buka tiap Minggu pagi) dan cabang-cabang yang lain.


LSPUA mungkin akan lebih nikmat lagi kalau lontongnya dibungkus dengan daun pisang, daripada dengan plastik. Selain rasanya akan lebih merasuk, bahan berbahaya pada plastik juga tidak akan mencemari Oryza sativa yang sudah dihilangkan kulitnya itu. Tapi mungkin juga karena isu penghematan dan lebih praktis, fungsi pembungkus lontong dialihkan dari daun pisang ke polimer-polimer yang menyusun plastik.


LSPUA terdiri atas lontong, sayur nangka dan buncis dengan kuah santan kental dan berbumbu rahasia yang khusus, telur rebus, bawang merah goreng dan kerupuk bawang. Coba perhatikan gambar untuk deskripsi visualnya. Melihatnya saja sudah yummy kan! (hahaha! Saya bukan mengiklankan lo, hanya mencoba mentransfer rasanya ke dalam bentuk tulisan). Oh iya, hampir lupa, LSPUA yang ada di Pakualaman punya daya tarik lain yaitu tersedianya tempe goreng yang baru digoreng, kue lupis, keripik balado, kue talam dan ketan dengan topping kelapa dan gula merah. Wah! Semuanya berkalori tinggi ya.


Nah itu tadi seklumit tentang lontong sayur padang “Uda Asdi”, salah satu lontong sayur dengan rasa terbaik di Yogyakarta. Jika sedang senggang dan ingin mencari sarapan pengganjal perut (kalau bagi saya sih nggak cuma jadi pengganjal), mampirlah ke daerah Pakualaman. Senyum ramah dan bersahabat ibu-ibu penjualnya siap menyapa kita.

Thursday 2 September 2010

Favourite Food: Croissant

Saya ingin mencoba mendeskripsikan makanan yang saya sukai. Sebagian besar makanan yang saya sukai adalah makanan manis yang tidak bikin eneg. Roti jenis croissant adalah salah satunya. Nah, kalau croissant yang akan saya ceritakan ini bentuknya seperti keong laut karena makin meruncing ke ujungnya. Croissant ini dapat dibeli di sebagian besar toko kue. Tapi yang saya temui di salah satu gerai di swalayan di Yogyakarta ini manisnya pas dan fla-nya tidak terlalu cair ataupun padat.

Croissant, salah satu kue favorit saya ^_^

Sayang, isi fla-nya tidak sampai ke ujung keongnya. Croissant ini di bagian atasnya ditaburi gula pasir. Bagian kerucut yang paling besar, yang menjadi akses fla dihiasi dengan potongan kecil ceri. Croissant adalah salah satu roti berlayer yang makin banyak layernya, maka makin renyah pula gigitannya. Di salah satu chapter manga Yakitate Japan!, konon tingkat keahlian dan kematangan seorang patissier ataupun pembuat kue dapat dinilai dari jumlah layer yang dapat dibuat adonan rotinya.

Review Movie: My Name is Khan

Tiket nonton "My Name is Khan"
Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan berdua adalah nonton film. Meski saya bukan termasuk movie-mania, saya menyukai menonton film, baik itu di teater ataupun film rental. Film yang kami tonton pertama bareng-bareng – tidak hanya berdua, tetapi berombongan dengan anak-anak unit yang lain – adalah My Name is Khan. Bisa dibilang itu adalah film perdana yang kami tonton dalam kisaran kencan berdua – kalau berombongan tidak bisa dibilang kencan. Hahaha! Ngomong apa sih saya. Kami menontonnya di Studio 21, Plaza Ambarukmo. Frankenstein sebelumnya memesan berlembar-lembar tiket. Dia adalah salah satu maniak film yang sangat suka beramai-ramai jalan-jalan ke mall sekedar melihat-lihat barang (istilah kerennya: window shopping). Meski tidak nyambung dengan apa yang akan saya ceritakan, tetapi kesukaannya itu ternyata berimbas cukup baik pada kesempatan kami menonton film. Singkatnya, Frankenstein dapat diandalkan sebagai pemesan karcis nonton dan nalangin tiketnya duluan. Hahaha! Ngomong gitu aja kok pake muter-muter dulu.

Baiklah, saya akan mengulangi lagi. Saya akan me-review tentang film “My Name is Khan”. Film ini berdurasi cukup panjang. Dibintangi oleh aktor kawakan India yang bernama Shahrukh Khan dan Kajol. Cukup lama juga ya, tidak melihat duet akting mereka setelah hampir 9 tahun. Perlu diketahui, film jenis ini bukan film favorit saya (dan mungkin Frankenstein). Tapi berhubung mayoritas rombongan memilih “My Name is Khan” daripada film “Percy Jackson and the Olympians the Lightning Thief” (Ya Allah, panjang aja judulnya) – huff – maka kami memilih film ini. You know, mungkin yang dicari lebih ke hang-out ramai-ramai barengnya daripada film itu sendiri!

Nah, ada satu hal yang cukup membuat saya dan Frankenstein gusar saat itu. Nah, begini ceritanya. Semua tiket dipegang sama Frankenstein. Awalnya kami (Frankenstein dan saya) ingin masuk ke teater duluan, tetapi karena kami baik hati (wuih!), jadi semua rombongan yang sudah datang kami sertakan tiket masuk. Kami sebelumnya sudah mengambil tiket terlebih dahulu (bersebelahan, hahaha!). Jadi, semua teman yang ikut nonton film hari itu, kami tunguin supaya bisa masuk ke teater. Nah, ternyata, setelah masuk, seat-nya tidak sesuai dengan yang sudah kami rencanakan. Entah disengaja ataupun tidak, kami akhirnya duduk di paling ujung kiri dan kanan. Yare-yare... tetapi mau bagaimana lagi, filmnya sudah dimulai dan saya tidak ingin membuat keributan. “Mau duduk dimanapun sama saja”, begitu pikir saya saat itu. Baiklah, mari bersama-sama menikmati film yang sudah 10 menit berjalan itu.

“My Name is Khan” menceritakan tentang seorang Muslim bernama Khan yang mengidap autis. Rizwan, begitu ia biasa dipanggil, tinggal bersama ibu dan adiknya, Zakir. Rizwan pandai memperbaiki alat-alat elektronik dan mobil. Meski autis, kemampuan kognitif Rizwan sama dengan orang normal lainnya, bahkan lebih pandai. Rizwan tidak tahu bagaimana berekspresi – poker faced – dan tidak tahu bagaimana harus beremosi. Ibu Khan bersaudara sangat menyayangi Rizwan. Zakir yang merasa nomerduakan pindah ke Amerika.


Setelah ibu Khan meninggal, Rizwan pindah ke Amerika, tinggal menumpang di tempat Zakir yang sudah beristri (Haseena). Rizwan takut dengan semua benda yang berwarna kuning, takut dengan keramaian dan takut dengan orang banyak. Disana Rizwan bekerja di perusahaan Zakir sebagai salesman kosmetika. Penjualannya tidak ramai karena Rizwan mengatakan apa adanya mengenai produk yang ia tawarkan. Sama sekali tidak ada basa basi. Rizwan jujur mengatakan semua hal tentang produk kosmetik mulai dari kebaikan hingga keburukannya (=^_^=). Sampai suatu saat, ia bertemu dengan seorang wanita Hindu yang bernama Mandira. Mandira adalah seorang penata rambut yang sudah mempunyai anak bernama Sameer (Sam). Saat itu, Mandira adalah janda. Kala bertemu di salon tempat kerja Mandira, Rizwan jatuh cinta padanya, meski tanpa ekspresi, sikap dan tingkah laku Rizwan sudah cukup menunjukkannya. Rizwan juga berterus terang bahwa ia mengidap sindrom Asperger.


Setelah melewati perjuangan berat, Rizwan dan Mandira akhirnya menikah. Hahaha! Cara Rizwan melamar Mandira sangat unik! Mereka bertiga hidup bahagia, bahkan Mandira dapat mendirikan salonnya sendiri. Keluarga Khan juga bersahabat baik dengan tetangga mereka, keluarga Garrick. Sam dekat dengan Reese, anak laki-laki di keluarga itu.


Untung tak dapat diraih, malang tak dapat dielak. Terjadilah tragedi 11 September yang kemudian mengubah semua persepsi Amerika terhadap Islam yang dianggap sebagai teroris. Tragedi ini juga mempengaruhi kehidupan keluarga Khan. Sam mulai dikucilkan oleh teman-temannya, terlebih setelah ayah Reese meninggal karena meliput berita di daerah Timur Tengah. Melalui pertengkaran dan pengeroyokan, tubuh Sam tidak dapat menahan beban luka akibat dipukuli seniornya, Reese juga ikut terlibat. Sam meninggal. Hati Mandira pecah berkeping-keping. Ia menyalahkan Rizwan: “Kenapa ia bernama Khan?”. Mandira menyatakan ia ingin berpisah dari Rizwan, sedangkan Rizwan bersikukuh mempertahankan pernikahan mereka berdua. Akhirnya, Mandira mengatakan supaya Rizwan mengatakan pada semua orang dan presiden Amerika Serikat secara langsung bahwa ia bukan teroris. Rizwan yang tidak dapat memahami sarkasme yang dilontarkan oleh Mandira, menyanggupi permintaan itu. Rizwan kemudian memulai perjalanannya ke negara bagian di Amerika untuk menyebarkan pesan bahwa ia bernama Khan dan ia bukan teroris. Bagaimanakah perjalanan Rizwan berkeliling Amerika? Siapakah yang akan Rizwan temui di perjalanannya? Apakah cinta Rizwan dan Mandira bisa bersatu kembali? Dan apakah Rizwan berhasil menyatakan secara langsung: “My name is Khan and I’m not a terorrist” pada presiden Amerika Serikat? Untuk menjawab semuanya, tontonlah film ini!


Yah, meski saya bukan penggemar film India, saya memuji film ini sebagai kategori wajib ditonton. Ceritanya menyentuh, kepala saya jadi pusing karena terlalu banyak menangis, hhe! Akting Shahrukh Khan dan Kajol outstanding. Hanya saja, penceritaannya cukup didramatisir (khas film India). Isu Islam dan autisme yang ditonjolkan pada film ini cukup membuat saya mantengin layar teater selama tiga jam. Waktu tayang yang cukup fantastis kan? Untung saya tidak ketiduran.
Setelah credit diputar, saya mendapati bahwa orang yang duduk di sebelah kanan saya juga habis menangis. Hampir semua cewek yang satu rombongan dengan saya menangis. Saya tidak tahu Frankenstein menangis atau tidak. Saya tidak bertanya dan ia tidak mengatakan apapun. Satu hal yang jelas adalah saya puas dengan film “My Name is Khan”. Saya pulang ke kos diantar oleh Frankenstein. Ehm, meski itu adalah kencan nonton pertama kami, saya tidak menyesal kok. Psst...Frankenstein mengatakan bagaimana kalau nonton rame-rame, kita duluan aja yang masuk biar bisa sebelahan. Huahaha! Good night and sleep tight. Good girl has to brush the teeth and wash the feet and also pray Isya’ before sleep.


Omake
(Wikipedia) Sindrom Asperger (bahasa Inggris: Asperger syndrome, Asperger's syndrome, Asperger's disorder, Asperger's atau AS) adalah salah satu gejala autisme di mana para penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya, sehingga kurang begitu diterima. Sindrom ini ditemukan oleh Hans Asperger pada tahun 1944. Sindrom Asperger dibedakan dengan gejala autisme lainnya dilihat dari kemampuan linguistik dan kognitif para penderitanya yang relatif tidak mengalami penurunan, bahkan dengan IQ yang relatif tinggi atau rata-rata (ini berarti sebagian besar penderita sindrom Asperger bisa hidup secara mandiri, tidak seperti autisme lainnya). Sindrom Asperger juga bukanlah sebuah penyakit mental.



Ketika orang berbicara, umumnya mereka menggunakan bahasa tubuh seperti senyuman dan komunikasi nonverbal lainnya, dan juga kata-kata yang dikeluarkan oleh mereka cenderung memiliki lebih dari satu buah makna. Seorang penderita sindrom Asperger memiliki kesulitan untuk memahami bentuk-bentuk komunikasi non-verbal serta kata-kata yang memiliki banyak arti seperti itu, dan mereka hanya memahami apa arti kata tersebut, seperti yang ia pahami di dalam kamus. Para penderita sindrom Asperger tidak mengetahui bagaimana memahami ironi, sarkasme, dan penggunaan bahasa slang, apalagi memahami mimik muka/eskpersi orang lain. Mereka juga tidak tahu bagaimana caranya untuk bersosialisasi dengan orang lain dan cenderung menjadi pemalu.


Para dokter melihat sindrom Asperger sebagai sebuah bentuk autisme. Seringnya, disebut sebagai "autisme yang memiliki banyak fungsi/high-functioning autism". Hal ini berarti setiap penderita sindrom Asperger terlihat seperti halnya bukan seorang autis, tetapi ketika dilihat, otak mereka bekerja secara berbeda dari orang lain. Para dokter juga sering mengambil kesimpulan yang salah mengenai sindrom Asperger setelah mendiagnosis penderitanya, dan memvonisnya sebagai pengidap skizofrenia, ADHD, sindrom Tourette atau kelainan mental lainnya.


Bagian otak yang memiliki kaitan untuk melakukan hubungan sosial dengan orang lain juga sebenarnya mengontrol bagaimana tubuh bergerak dan juga keseimbangan tubuh. Karena itu, seorang penderita sindrom Asperger mungkin mengalami masalah yang melibatkan pergerakan tubuh, seperti halnya olah raga, atau bahkan jalan kaki, yang kadang-kadang sering terpeleset. Mereka juga memiliki kebiasaan grogi/nervous.


Para penderita sindrom Asperger cenderung lebih baik dibandingkan orang-orang lain dalam beberapa hal seperti matematika dan hitung-hitungan, tulisan serta pemrograman komputer. Banyak Penderita sindrom Asperger memiliki cara penulisan yang lebih baik dibandingkan dengan cara mereka berbicara dengan orang lain. Mereka juga memiliki sebuah minat yang khusus yang mereka tekuni dan bahkan mereka menekuninya sangat detail, serta mereka justru menemukan hal-hal kecil yang orang lain sering melewatkannya.

Thursday 26 August 2010

Pantai Parangtritis: Watching sunrise

Konnichiwa, hello, everyone.
Tes-tes-tes... one two and three. Eto, terima kasih atas kesempatannya, saya diperkenankan untuk yang menjadi pertama kali mengisi postingan kali ini. Hhe.
Nah, kali ini, saya ingin ngomongin tentang pantai Parangtritis.
Semua ini berawal dari kekurangkerjaan kami berdua ingin melihat matahari terbit (atau istilah jawanya: sunrise) di pantai Parangtritis. Alhasil, kami berdua merencanakan semalam sebelumnya (asli mendadak banget!) mau pergi bermain ke pantai. Karena pantai di daerah selatan pulau Jawa termasuk banyak, membentang dari timur ke barat, maka untuk permulaan, kami berkunjung ke pantai Parangtritis terlebih dahulu. Hha! Pendahuluannya terlalu bertele-tele, tapi bertahanlah untuk membacanya yaa~~ Hhi!


Pantai-pantai di selatan pulau Jawa mempunyai karakteristik berpasir, dan biasanya pasirnya makin ke timur makin putih. Sebagai contoh, pantai Parangtritis pasirnya lebih gelap dibandingkan dengan pantai Kukup (yang notabene letak pantai Kukup lebih timur dibandingkan dengan pantai Parangtritis). Psst... tapi sebenarnya info ini saya dapatkan dari Frankenstein, jadi ya mungkin tidak terlalu valid. Hhe!
Hmm, jadi diputuskanlah kami berdua akan melihat matahari pagi di Parangtritis. Pagi hari sekitar 05.00 setelah sholat subuh, saya memacu motor saya menghampiri Frankenstein. Semalam sebelumnya, saya mengingatkan Frankenstein supaya bangun tepat waktu sehingga kami tidak terlambat. Frankenstein mempunyai kebiasaan bangun terlambat. Tapi syukurlah, hari itu, ia menjaga janjinya. Yokatta! Kami membawa perlengkapan secukupnya: minuman dan makanan kecil. Kami tidak membawa baju ganti karena tidak bermaksud untuk mandi-mandi di pantai. Eia, kami juga belum mandi pagi. Hha!

Perjalanan ke Parangtritis memakan waktu kira-kira satu jam. Rute perjalanannya: dari arah UGM terus ke arah selatan melewati jalan Parangtritis, terus lurus-lurus dan lurus nyampe Parangtritis. Sama sekali tidak begitu sulit. Papan petunjuk arah juga sangat membantu perjalanan kami. Eia, karena ini pertama kalinya saya bermain ke pantai, jadi saat itu saya tidak memakai masker yang berakibat muka saya ketabrak-tabrak hewan-hewan yang masih beterbangan, meski ada beberapa juga yang terpaksa tewas tertumbuk kaca helm saya. Oh, maafkan saya...

Sesampainya di pantai, suasananya masih sepi. Udaranya bersih dan beraroma garam. Setelah menitipkan motor, saya menghambur berlari sambil berteriak, “LLAA---UUUT!!!”. Saya terus terang jarang sekali bermain ke pantai (tempat lain juga siy!). Saya berlari ke arah laut dan melepas sandal saya. Pasirnya menempel ringan di telapak kaki saya. Frankenstein mengikuti dari belakang. Airnya, wuiihh,,,dingiiiiiin. Pantai Parangtritis bukan pantai pelabuhan jadi jangan mengharapkan kapal berlayar di pantai ini. Kalau mau melihat kapal, tengoklah pantai utara pulau Jawa. Sebagai info, selagi saya menulis curhatan ini, saya mendapatkan pengetahuan dari diskusi dengan teman geologi. Jawabannya cukup memuaskan. Pertanyaan yang saya ajukan tidak istimewa, diantaranya mengapa di pantai selatan pulau Jawa tidak ada pelabuhan, apa perbedaan samudera dengan laut, dan mengapa gempa sering terjadi di daerah selatan pulau Jawa.

Baiklah kita teruskan lagi ya...hmm...sekitar jam 7, matahari mulai merangkak naik. Jangan heran ya, kalau lihat sunrise-nya jam 7 pagi. Kenapa? Karena di pantai ini terdapat sebuah bukit yang letaknya di timur. Jadi sinar matahari tidak akan mencapai pantai Parangtritis tanpa melewati bukit itu. Mataharinya cantik loh! Pasir pantai Parangtritis berwarna kecoklatan. Banyak kepiting dan hewan-hewan laut lainnya yang keluar-masuk dari pasir.

It's me with my creepy smile ^_^;; Yeah, I'm not photogenic >_<.
Ombaknya relatif teratur. Setelah puas berfoto, melompat-lompat, bermain air, berjalan-jalan, dan tertawa-tawa sampai gigi kering, kami bebersih di kamar mandi umum di sekitar pantai. Yang namanya pantai Parangtritis itu memang bikin lengket kulit (semua pantai yang bergaram kayaknya). Kulit seluruhnya minta dibilas buat menghilangkan garam dan pasir yang menempel-nempel. Eia, sempat ada kejadian, waktu itu ombaknya sempat naik jauh, tas yang saya tinggalkan begitu saja, tergebyur air. Waaaa!! Organizer dan barang-barang saya yang lainnya ikut basah. Ckckck...untung hape ada di kantung plastik, jadi selamat. Coba misalnya hape langsung di dalam tas, langsung berkarat tuh, hiiii!!!

Gambarnya digabung jadi saya tampak kayak semi-transparan gitu hihihi...Perbedaan kecerahan antara foto kanan dan kiri juga rada kontras, seperti melihat siang dan malam lewat satelit luar angkasa.



Pantai Parangtritis kurang terawat dari segi sarana prasarana. Gubug-gubug tempat jualan makanan dan minuman yang sudah tidak dipakai tidak dirombak atau dibersihkan. Tempat duduk yang biasanya digunakan untuk bercengkrama juga tidak terawat. Larangan untuk mandi-mandi di pantai letaknya kurang strategis dan kuantitasnya belum memadai. Satu permasalahan klasik lainnya adalah kurang terjaganya kebersihan dan keindahan pantai. Banyak sekali sampah yang terdampar ataupun sengaja dibuang oleh manusia (pengunjung pantai). Padahal, kalau diperhatikan lagi, pantai itu bukan digunakan oleh manusia saja, tetapi juga hewan-hewan laut yang lain, yang berumah di bawah pasir. Yak! Semoga pengunjung pantai selanjutnya lebih peduli dengan sekitar mereka atau minimal tidak menambah kotor dan berantakan pantai. Mari bersahabat dengan alam!

Thursday 24 June 2010

Start Activating!

Hallo, ini adalah hasil kekurang kerjaan kami selama hidup di Yogyakarta! Ehehe! Jalan-jalan dan wisata kuliner.
Ada apa saja siih? Jangan lupa buat ngintip postingan selanjutnya yaah!
Sori masih bolong kayak gini.

Salam jalan-jalan!
Pepper dan Frankenstein.

Sunday 23 May 2010

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...